Semakin jauh ku melangkah kian terasa besar harapku pada-MU

semakin tinggi ku mendaki kian terasa kecil adanya diriku

semakin dalam ku menyelam kian terasa sesal basahkan hatiku

Engkau tak terlihat, karena ku tak pantas melihat-MU

cukuplah karya cipta-MU, mengejawantahkan kuasa-MU

menundukkan sombongku, menakhlukkan egoku

Maafkan perasaan tinggiku yang sesungguhnya rendah

Maafkan pakaian mewahku yang sesungguhnya hina

Maafkan pamer materiku yang sesungguhnya fakir

Maafkan hamba ini..

Friday, May 7, 2010

Wahai sahabat, Menangislah!

Wahai sahabat, berapa banyak hari ini dunia menipumu? Berapa kalikah dunia tergelincir dalam perjalananmu? Berapa banyak dosa-dosa yang hari ini kita lakukan? Dan sejauh mana engkau telah disesatkan kebimbanganmu sehingga demikian membutuhkan kecintaan dan kasih sayang?

Wahai sahabat, Allah Swt hantar kita ke dunia ini dengan umur yang sangat singkat, namun dengan umur yang sangat singkat itu kita diperintahkan untuk mendapatkan dan membina akhirat yang selama-lamanya.

Berapa banyak orang-orang yang telah berlalu sebelummu melewati dunia ini? Sudah tak terhitung lagi jumlahnya, dimanakah mereka sekarang berada? Tidakkah engkau merenungi, jutaan orang mati setiap harinya, jutaan orang melakukan kemaksiatan setiap harinya, dan jutaan orang menangis memohon dunia datang kepangkuannya, tapi coba engkau lihat lebih dekat, tidak ada yang mereka dapati selain apa yang sudah di gariskan.

Kalau dunia ini suatu kebaikan pasti Allah tidak akan menahan ini dari Rasulullah saw. Kalaulah dunia ini suatu kebaikan, pastilah Rasulullah tidak akan mencampakkan sebagaimana hari ini kita mencampakkan kotoran yang keluar dari lubang anus kita. Dan jika dunia ini memang pantas dimiliki seseorang, tentulah orang yang paling pantas memilikinya adalah Rasulullah saw.

Sahabat! Dunia apabila matang, ia menghinakan. Bila diberi tutup, ia merugikan. Bila berbunga, tidak disukai. Bila disajikan ia hanya akan menghantar kepada tempat-tempat kehancuran. Wahai Sahabat, ambilah dunia sebatas cukup, tidak lebih dan tidak kurang.

Menangis lah selagi kalian bisa, karena hanya tangisan takut kepada Allah lah yang bisa memadamkan api neraka. Menangislah, tangisi diri kita yang telah lama bermaksiat kepada-Nya, yang telah lama tidak pernah menyertakan-Nya di setiap langkah hidup kita.

Menangislah karena tangisan bukan hanya milik orang awam. Para Nabi dan orang-orang shaleh pun menangis. Air mata mereka laksana biji-biji mutiara yang indah tercurah menyenandungkan tasbih-tasbih Ilahi. Air mata mereka mengalir dari hati terdalam. Inilah airmata rasa takut (khauf), cinta (hubb), dan pengharapan ( raja’).

Wahai sahabat , datanglah kepada-Nya dengan tangisan itu, tangisan karena takut, tangisan karena cinta dan tangisan karena pengharapan.

Sahabat, tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah melebihi dua tetes dan dua bekas jejak: tetes air mata karena takut pada Allah dan tetes darah yang dicucurkan di jalan Allah, adapun dua bekas jejak: jejak di jalan Allah dan bekas jejak menjalankan kewajiban Allah.

Wahai sahabat menangislah! Jika kalian tidak bisa menangis, berusahalah untuk menangis, karena para penghuni neraka akan menangis hingga air mata mereka mengalir deras di wajah mereka seolah-olah seperti laju-lajur air mata hingga air matanya tidak dapat keluar lagi, lalu berganti dengan air mata darah dan nanah, andai perahu-perahu dilewatkan diatasnya, pastilah perahu-perahu itu akan berjalan.

Allah Swt telah memberikan pilihan kepada Fir’aun , Abu Jahal, dan Abu Lahab, antara memilih dunia yang sementara dengan sesuatu yang kekal disisi Allah Swt, dan mereka memilih dunia. Pilihan yang sama Allah ajukan kepada Rasulullah saw dan para Sahabat, dan tak satu pun dari mereka memilih dunia selain mengambil apa yang menjadi keperluannya, tidak kurang dan tidak lebih. Dan sekarang Allah Swt menawarkan pilihan yang sama kepada kita sebagaimana Ia tawarkan kepada orang-orang sebelum kita.

Manakah yang akan kita pilih, dunia atau sesuatu yang ada di sisi Allah Swt dan jawabnya hanya masing-masing kita yang tahu. Renungkanlah sebelum kita menjawab, karena jawaban tersebut yang akan menghantarkan kita keneraka atau surga-Nya.

“Jika kamu selamat dari dunia, maka kamu telah selamat dari sesuatu yang besar.”

Landi Akbar